RACE ACCIDENT

Sabtu, 24 Januari 2009




Kecelakaan Balap

Jeleknya factor keselamatan di sirkuit sering jadi penyebab utama terjadinya kecelakaan fatal. Masih banyak penyebab lain, misalnya kecerobohan pembalap, kurang cepatnya pertolongan, dan factor kendaraan yang kurang baik.
Berikut beberapa cerita tentang kecelakaan yang merenggut nyawa di sirkuit.

Foto : google

Pembalap terkenal

Korban tewas saat balapan juga banyak pembalap terkenal. Beberapa pembalap top tewas di sirkuit dan trek. Di MotoGP, yang dulu dikenal dengan sebutan GP 500, tabrakan merenggut nyawa Daijiro Kato, pembalap dari tim Honda Racing Corporation (HRC).
Kato yang ketika sedang naik daun ikut balap di Sirkuit Suzuka, tepatnya
6 April 2003. Balapan di kandang sendiri membuatnya bersemangat. Tapi sialnya, Kato malah mengalami tabrakan dahsyat. Dia menghantam pagar pembatas dengan kecepatan 200 km/jam. Dia mengalami luka serius di leher, kepala, dan dadanya. Setelah 2 minggu koma, Kato meninggal.
Di F1, pembalap top yang tewas juga ada, Ada dua pembalap terkenal yang tewas dan kini masih dikenang. Mereka adalah Ayrton Senna dari Brasil dan
Gilles Villeneuve dari Kanada. Senna meninggal di Sirkuit Imola, San Marino, tahun 1994. Ketika itu Senna merupakan pembalap yang disegani. Sedangkan Gilles Villeneuve meninggal di Sirkuit Zolder, Belgia, tahun 1982. Dia tewas ketika sedang melakukan kualifikasi. Jacques Villeneuve anak dari Gilles Villeneuve yang juga mantan juara dunia dan kini masih aktif di balapan F1.


Ayrton Senna


Dangerous Chicane

Sebagian besar kecelakaan di balapan terjadi di tikungan beruntun alias chicane. Ini dialami Kato yang menabrak tembok pembatas sebelum chicane terakhir. Banyak kecelakaan yang terjadi di sekitar chicane. Rubens Barichello pernah mengalami tabrakan dahsyat di Sirkuit Imola tahun 1994. Ketika itu Barichello hanya mengalami cedera ringan. Tabrakan ini membuat banyak pembalap yang protes, termasuk Ayrton Senna sebelum meninggal. Michael Schumacher yang juara dunia 7 kali pun tidak luput dari kecelakaan di chicane.
Chicane di Sirkuit Monza salah satu yang banyak memakan korban, baik pembalap maupun penjaga bendera di pinggir trek. Sejak tahun 1920-an, tidak kurang dari 10 orang tewas di sini. Terakhir terjadi tahun 2000 yang menewaskan flag marshall bernama Paolo Gislimberti.

Faktor mobil

Penyebab tabrakan dan kecelakaan bisa disebabkan factor mobil. Tewasnya Ayrton Senna, misalnya, selain faktor trek, juga akibat dari mobil itu sendiri. Suspensi mobilnya tidak bekerja dengan baik. Selain itu, menurut Senna, kokpit di mobilnya terlalu sempit dan dia pun minta untuk dilebarkan lagi.
Kokpit kecil dan sempit di F1 memang sering menjadi alasan kurang amannya pembalap. Kokpit kecil susah menempatkan air bag atau kantong udara untuk menahan tubuh saat terjadi kecelakaan. Beberapa desain kokpit sempat dibuat, tapi tetap tidak menjamin keselamatan.

Kecelakaan terbanyak

F1 ternyata paling banyak memakan korban dibanding balap bergengsi lainnya. Sebanyak 20 pembalap tewas saat balapan, latihan, atau kualifikasi. Tidak hanya pembalap saja, tapi petugas sirkuit, kru tim, atau orang di sekitar balapan. Korban tewas terakhir Ayrton Senna tahun 2004 di GP San Marino. Dekade tahun 1970-an paling banyak memakan korban.
Di balap motor, baik MotoGP atau Superbike, setidaknya 12 pembalap tewas. Diantaranya Kato, Alessio Perilli, Jock Taylor, dan lain sebagainya. Di NASCAR yang terkenal keras juga sering memakan korban.

Kecelakaan terdahsyat

Kecelakaan terdahsyat balap mobil. Kecelakaan itu terjadi di balap Le Mans 24 pada 1955. Kecelakaan hebat itu tidak hanya menewaskan pembalapnya, tapi juga menewaskan 82 penonton.
Pembalapnya adalah Pierre Levegh yang mengendarai Mercedes-Benz 300 SLR. Setelah terjadi tabrakan, mobil yang dikendarai Levegh terbang ke udara dan jatuh di antara penonton. Setelah jatuh, mobil itu terbakar dan meledak. Selain menewaskan puluhan orang, kecelakaan ini mencederai 100 orang lebih. Akibat kejadian ini, Mercedes menarik diri dari dunia balapan Le Mans selama 30 tahun.


Sumber : Majalah xy kids!

0 komentar:

MANAKAH PILIHAN ANDA ?